Minggu, 03 Februari 2013

GOA SRITI

GOA SRITI


Goa Sriti berada di Padukuhan Karangmojo, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Berada di sebelah utara kota Wonosari berjarak sekitar 8km. Goa Sriti merupakan wahana petualangan baru di Gunungkidul. Kekayaan alam kabupaten Gunungkidul memang tak pernah habis untuk dinikmati. Wahana petualangan di Goa Sriti termasuk petualangan ekstrem. Wahana ini Goa Sriti cocok bagi anda yang hoby caving, goa Sriti termasuk jenis goa basah, karena didalamnya mengalir sungai. Goa Sriti merupakan goa bawah tanah dengan kedalaman 10 meter dan panjang goa sekitar 100 meter dengan waktu tempuh sekitar 1jam. Pada saat di dalam goa pengunjung memang harus memiliki stamina dan mental yang kuat, karena beberapa daerah air cukup tinggi dengan tebing atas yang rendah. Pada area sekitar tengah goa jalan menyempit sehingga hanya mampu dilewati satu orag saja, kalau orangnya gemuk pasti kesulitan masuk.


Wahana petualangan di Goa Sriti dikelola oleh Pokdarwis Karya Wisata Padukuhan Karangmojo, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Biaya masuk goa ini direncanakan akan dipungut Rp. 20.000 untuk mahasiswa dan pelajar serta Rp. 25.000 untuk umum.
Diberi nama Goa Sriti konon dahulunya goa ini dihuni oleh jutaan burung sriti, namun karena sering diburu akhirnya burung sriti di goa ini banyak yang pindah, jadi sekarang burung sritinya tinggal sedikit.
Wahana di Goa Sriti lebih merupakan kategori wisata petualangan minat khusus. Ornamen stalagtit dan stalagmit di dalam goa ini tergolong unik, banyak diantaranya menyerupai bentuk binatang-binatang seperti kura-kura, burung belibis dan badak. hal ini menurut masyarakat Goa Sriti memiliki cerita yang rakyat yang unik.
CERITA RAKYAT TENTANG GOA SRITI :
Dahulu kala ketika Prabu Angling Darmo dikutuk oleh Widoto Widatiningsih menjadi burung mliwis putih, menurut cerita setelah Prabu Angling Darmo dikutuk kemudian bertapa untuk memohon kepada sang pencipta agar bisa jadi manusia kembali. Prabu Angling Darmo Bertapa di Goa Sriti, namun yang bertapa di Goa ini bukan jasadnya Angling Darmo melainkan menjelma dengan “aji gineng” berwujud sebuah “sumping” telinga kanan. Setelah ia bertapa permintaannya dikabulkan, namun ia hanya bisa menjadi manusia jika malam hari saja. kalau siang hari ia akan kembali menjadi burung mliwis/belibis putih.
Pada saat Angling Darmo bertapa ia dijaga oleh seekor badak, Kura-kura, burung belibis. Konon menurut cerita masyarakat burung beleibis putih tersebut jika musim kemarau sering muncul di Telaga Banyubening, tetapi jika diburu ia akan menghilang.

Foto : Hery Fosil, Basuki, Mutia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar